More Categories

Jumat, 19 Juni 2020

Sandal dan Sepatu sebagai Alas Kaki Menapak Bumi

- Tidak ada komentar



Kaki manusia terbentuk dengan alamiah mempunyai sisi kulit yang keras di bagian telapak. Untuk sisi yang menapak bumi serta bersinggungan dengan apa saja.

Namun kemampuan telapak kaki benar-benar benar-benar terbatas. Dia cuma dapat meredam kerikil , atau permukaan dingin atau panas yang masih tetap dapat ditolerir oleh kulit manusia. Sesaat untuk benda tajam serta semacamnya, kulit telapak kaki tidak kemungkinan dapat tahan.

Untuk itu terbentuk beberapa jenis alas kaki, baik berbentuk sandal atau sepatu yang membuat perlindungan telapak kaki dari beberapa benda yang terinjak.

Sandal serta sepatu ini terbagi dalam beberapa jenis bahan. Dari karet, plastik, kain, kulit binatang, serta bahan sintetis.

Kita dapat memikirkan bagaimana kepentingan hidup dengan nama alas kaki ini tidak ditemukan, kemungkinan sampai saat ini beberapa orang akan berjalan dengan "nyeker".

Memang di kampung-kampung ada banyak lanjut usia yang tidak memakai alas kaki waktu berjalan. Serta mereka dapat berusia panjang sebab tiap hari kakinya dipijat oleh alam serta membuat lancar semua peredaran darah, hingga tidak gampang jatuh sakit. Serta jarang-jarang ada lanjut usia dahulu kala yang terserang penyakit dalam.

Namun banyak orang masih memakai alas kaki untuk bekerja, ditambah lagi di perkotaan, telapak kaki harus mencapai aspal atau lantai beton yang panas.

Pada zaman dulu alas kaki dibikin dengan bahan langsung dari alam. Kayu, kulit kayu, serta kulit binatang.

Saya sempat dikasih hadiah oleh Mbah Kakung satu sandal dari kulit kerbau. Tetapi sayang barang itu hilang entahlah ke mana waktu kami geser rumah.

Sandal teklek ialah warisan waktu dulu yang sampai sekarang ini masih dipertahankan. Sandal berbahan kayu dengan pengait dari ban sisa ini jadi sandal favorite saya waktu tinggal belajar di pesantren, sebab harga murah, serta awet.

Pemula Wajib Pelajari Cara Taruhan Bola Online

Kecuali teklek, sampai saat ini masih tetap ada sandal dari ban sisa, yang tersisa warna hitam pada kaki waktu digunakan. Kadang sisa berwarna hitam ini melekat cukup lama serta susah di hilangkan, terkecuali kita mengubah sandal dengan bahan lain.

Kecuali berbahan kayu serta ban sisa, pada zaman kekinian seperti saat ini ada beberapa tipe sandal serta sesuai dengan tempat gunakan. Contohnya sandal untuk digunakan di rumah, sandal di kamar mandi, sandal untuk keluar dari rumah. Serta sandal spesial yang disiapkan di hotel.

Sandal yang terbentuk berbagai macam tipe. Ada sandal kempit, sandal slop, serta sandal jinjit spesial untuk wanita supaya performa nampak semakin seksi.

Serta kita mengenali sandal kesehatan yang konon benjolan di permukaan sandal dapat jadi alat pijat telapak kaki automatis waktu kita berjalan.

Tidak cuma sandal, ini hari beberapa orang memakai sepetu untuk pembungkus kaki. Ada yang memakai kaus kaki ada juga yang dikenai tanpa ada kaus kaki.

Mode sepatu juga berbagai macam, dari yang spesial untuk beberapa anak sampai kepentingan orang dewasa dengan berbagai mode serta warna yang menarik hati.

Sepatu dibikin dengan beberapa kepentingan pemakai. Dari acara enjoy, olah raga, sampai sepatu untuk kepentingan sah. Ada yang bertali, memakai resleting, atau kaki langsung dimasukkan untuk sepatu yang berupa selop.

Beberapa orang mengumpulkan sepatu untuk beberapa kepentingan. Serta ada yang punyai beberapa ribu pasang sepatu, walau kaki yang memakai cuma sepasang.

Saya punyai beberapa pasang sepatu yang saya gunakan untuk beberapa kepentingan. Contohnya untuk olah raga, berpetualang atau naik gunung serta untuk acara sah seumpama hadiri pesta pernikahan.

Sepatu serta sandal ialah alat estetika buat manusia untuk berkawan dalam arena sosial. Hingga sepatu seperti memperlihatkan kelas sosial, hingga tiap orang akan memakai sepatu atau sandal brand terkenal untuk memperlihatkan posisi sosialnya.

Banyak sepatu brand terkenal yang dijual lewat situs pemasaran daring merek Tomkins, Vans, Fila, League, Adidas, Reebok, Niko, Brodo, Puma, Wakai, BNV, Under Armour, Ocean, Warrior, Diadora, dan lain-lain pada harga paling rendah Rp. 300.000 serta paling tinggi Rp. 2.000.000.

Masker Tak Hanya Masalah Kesehatan, Tapi Urusan Fesyen

- Tidak ada komentar



Salah satunya mogul fesyen kelas top dunia Louis Vuitton, meluncurkan masker muka sekali gunakan pada harga cukup fenomenal untuk ukuran satu masker, seharga US$ 199 atau sama dengan Rp. 4,5 juta.

Louis Vuitton atau biasa disebutkan LV mengepak masker itu dalam kotak, saat dibuka nampak masker muka warna coklat memiliki bahan fundamen kulit berhiaskan simbol ciri khas LV.

Susunan luarnya memiliki bahan kulit warna coklat, serta susunan dalamnya dibuat dari kain berwarna hitam. Konon tuturnya untuk menyeimbangi harga yang selangit, kain itu disebut untuk kain antibakteri kelompok 3A.

Kontur masker itu sesuai lekuk muka, hingga benar-benar nyaman untuk digunakan.

Nah, itu salah satunya contoh masker yang tidak cuma berperan untuk alat untuk kesehatan, menahan penyebaran virus corona pemicu penyakit Covid-19.

Tetapi berperan sebagai fesyen untuk percantik performa sang pemakai.

Epidemi Covid-19, memang bawa rutinitas baru buat kehidupan manusia. Situasi yang selanjutnya dikatakan sebagai kelaziman baru memang mewajibkan kita hidup berdampingan dengan virus, selama vaksinnya belum diketemukan.

Kita dapat bergerak aktif tetapi harus dalam koridor prosedur kesehatan seperti jaga jarak, memakai masker, serta membersihkan tangan.

Pemula Wajib Pelajari Cara Taruhan Bola Online

Di waktu epidemi masker jadi keperluan penting waktu kita melakukan aktivitas di luar rumah. Buat penggemar serta perancang model, masker tidak cuma akan disaksikan untuk alat kesehatan membuat perlindungan diri dari penebaran virus.

Trick padu padan dengan baju akan jadi trend fesyen modern. Beberapa selebriti serta profil terkenal dunia mulai memadu padankan masker dengan baju yang mereka gunakan.

Tentunya ini diamankan untuk kesempatan oleh beberapa perancang baju serta mereka yang sejauh ini melakukan bisnis di dunia fesyen, seperti LV barusan.

Model masker plus baju ini diamati oleh beberapa perancang baju yang sekarang membuat masker plus baju versus mereka semasing.

Kecuali LV, ada perancang baju dunia lain Givenchy yang membuat serta meluncurkan satu set topi serta masker seharga Rp. 7,5 juta per set.

Selanjutnya seorang perancang Italia membuat Trickini, yaitu bikini plus masker yang kelak dapat dipakai waktu berekreasi ke pantai bisa dilaksanakan dalam situasi kelaziman baru.

Serta menurut Tiziania Scaramuzzo perancang Trickini, dia mulai kebanjiran order sesudah melalui situs sosmednya dia mengupload photo Trickini perancangannya itu. 

Rasa-rasanya tren baju yang memadu padankan masker dengan baju akan berjalan lama serta eskalatif, seperti hal nya dunia model pra epidemi.

Ke depan waktu kelaziman baru telah berjalan cukup lama serta manusia telah beradaptasi dengan kehidupan baru ini, beberapa orang khususnya fashionista akan memerlukan bermacam masker dengan cara berganti-gantian sesuai pekerjaan yang dia lalui.

Mungkin waktu ke kantor dia memakai masker bentuk yang satu, serta di saat harus nenghadiri acara makan malam akan memakai masker berbentuk lain.

Kecuali bentuk serta bahan, kelihatannya hiasan pada permukaan luar masker juga akan jadi salah satunya tren.

Masker akan dibikin seglamor serta segaya kemungkinan dengan dihiasi oleh berlian, rubi, emas atau pergiasan lain.

Buat beberapa orang akan membahagiakan menggunakan masker tidak seperti orang sakit atau berperang, tetapi dengan style optimal yang bisa banyak dilirik orang.

Tentunya ini dapat jadi kesempatan usaha besar buat beberapa pebisnis di usaha baju. Kemungkinan beberapa nama merek teratas atau distro-distro punya pebisnis Indonesia sekarang sudah ancang-ancang untuk keluarkan koleksi koleksi hasil padu padan masker serta baju, atau perancangan masker berbentuk yang bagus.


Hubungan Tas dan Karakter Pemakainya

- Tidak ada komentar



Jika dihitung telah 6x saya mengubah tas kerja. Dari mulai mode sandang, dapat disandang serta dijinjing sampai mode tas punggung. Ukurannya juga berlainan, dari mulai yang cuma muat buku, bisa memuat laptop serta beberapa buku, sampai tas dengan 3 ruangan penyimpanan.

Tas pertama saya mode sandang. Saya menggunakannya pada tahun pertama kerja. Maklum masih terikut rutinitas kuliah. Masuk tahun ke-2, mulai ditukar dengan tas yang dapat disandang serta dijinjing. Maklum, beberapa tahun pengalihan. Sesudah punyai laptop mulai berubah ke tas sandang 2 ruangan penyimpanan, satu ruangan untuk laptop serta charger serta satu jadwal kerja, ruangan lain untuk simpan alat catat.

Beberapa tahun selanjutnya, barang bawaan mulai makin bertambah. Kecuali laptop serta jadwal, buku-buku lain mulai isi ruangan tas kerja serta rasa-rasanya makin sesak, karena itu tas juga beralih ke mode yang semakin besar dengan 3 ruangan penyimpanan.

Cukup persisten dengan tas ransel, sampai sekarang masih pilih tas ransel untuk tas ransel, cuma kesempatan ini pilih mode tas gunung. Sesuaikan dengan pekerjaan, terkadang harus mengikuti murid-murid naik serta turun gunung.

Ada satu peristiwa menarik untuk saya, waktu dahulu memakai tas ransel 3 ruangan, tas berasa demikian besar serta seperti dapat berisi semua barang bawaan. Serta rasa-rasanya memang membuat pegal di punggung, bawa tas yang dipenuhi beberapa macam barang. Dalam satu kepentingan ke bank, saya duduk menanti antrean. Di samping saya duduk seorang pria berseragam kerja yang sama juga dengan saya. Dapat di terka, bermakna kami dari lembaga yang sama cuma beda unit. Berupaya ramah, ia bekata: "Wah tasnya berat sekali pak, bawa serta banyak uang sepertinya." Membalas dengan senyum, saya juga mengatakan: "Bukan uang pak, saya bawa serta waktu dulu serta hari esok dalam tas saya, karena itu berat." Ia mengerutkan dahi coba pahami tujuan pengucapan saya. Saya langsung menerangkan, "Waktu dulu saya penuh utang, hari esok juga sepertinya ditimpa utang . Karena itu berat pak." Ia juga langsung ketawa.

Pemula Wajib Pelajari Cara Taruhan Bola Online

Tas kerja adalah benda harus yang tetap dibawa waktu kerja. Tiap orang punyai hasrat tidak sama dalam pilih tas kerja yang disukainya. Baik itu mode, brand ukuran serta berbahan. Penyeleksian tipe tas mencirikan ciri-ciri pemiliknya.

Dari Tipe Tas yang Dikenai

Diambil dari cewekbanget.grid.id, pria yang menyukai kenakan tas Backpack, mengisyaratkan ciri-ciri yang tidak senang repot, semakin senang yang ringkas. Pria yang seringkali memakai tas mode Postman, mempunyai jiwa seni yang tinggi serta karakter romantis.

Sesaat diambil dari idntimes.com, wanita yang menyukai kenakan tas Backpack adalah wanita kuat, pemberani, kuat serta senang penjelajahan.

Wanita yang menyukai kenakan Weist bag (tas pinggang), mempunyai ciri-ciri yang cuek serta jeli dalam mengurus keuangan. Wanita yang suka kenakan Hand bag (tas tangan) adalah wanita yang keibuan, modis serta mengutamakan performa. Wanita yang suka kenakan Sling bag, adalah wanita yang easy going, sederhana serta memprioritaskan kenyamanan. Wanita yang suka memakai Shoulder bag (tas bahu), adalah wanita yang pikirannya susah, benar-benar detil dalam mempertimbangkan keperluan. Wanita yang suka kenakan Clutch Bag (tas tangan memiliki ukuran besar) mencirikan wanita yang sederhana tetapi jaga performa.

Dari Langkah Bawa Tas

Diambil dari situs fimela.com, ciri-ciri pemilik tas bisa disaksikan dari triknya bawa tas. Pertama, bawa tas dengan mengapit memperlihatkan pribadi yang benar-benar jaga posisi, kewibawaan, kedisiplinan dalam kehidupan. Biasanya beberapa wanita.

Ke-2, bawa tas selempang dengan tali melintas pundak, mengisyaratkan ciri-ciri orang yang benar-benar jaga keselamatan serta berpikir ringkas. Lain perihal bila tali digantungkan demikian saja di pundak, memperlihatkan pribadi yang tenang, simpel serta tidak terburu-buru.

Ke-3, mereka yang menyukai bawa tas ransel di punggung memperlihatkan ciri-ciri yang teratur, efektif serta tidak ingin repot. Yang perlu tas berperan sesuai manfaatnya. Lain lagi bila bawa tas ransel dengan dijinjing, mengisyaratkan pribadi yang tidak senang ditata, semakin pilih kebebasan serta langkah sendiri dalam melakukan tindakan. Bila bawa tas ransel dengan memakai satu tali di bahu, mengisyaratkan pribadi yang easy going, visioner serta spontan

Kebaya Bukan Hanya Tren, namun Juga Simbol Identitas Perempuan Bali

- Tidak ada komentar



Fashions di dunia kekinian pasti tidak asing lagi. Dalam perubahannya terlihat terus alami perkembangan serta membuahkan beberapa macam model serta style untuk trens saat ini. 

Perkembangan serta perubahan fashions tidak dapat terlepas dari peminat serta pencinta atau pendukungnya yang tetap kreatif lakukan pengembangan, cari serta membuat desain-desain yang sesuai hasrat pasar atau konsumennya. 

Fashion tidak sekedar hanya satu produk untuk kebutuhan pasar semata-mata tetapi lebih dari pada itu dalam relitas sosialnya sudah membonceng beberapa lambang sosial yang mengkonstruksi kehidupan atau prakis seorang. 

Lihat pola hidup seperti fashion; diantaranya style baju. Baju adalah satu lambang sosial yang bisa memberi jati diri kultural pada seorang. Lebih dari pada itu baju dapat untuk fasilitas komunikasi simbolis serta makna-makna sosial. 

Di dunia globalisasi akhir-akhir ini baju telah bukan hanya berperan untuk pembungkus badan dalam pengertian yang "tradisionil" tetapi sudah melewati dari batas-batas perananonalnya yang sebelumnya. Style baju (baju) yang paling baru dengan bentuknya, dicitrakan dengan cara virtual diiklankan atau dengan memakai modeling-modelingnya. 

Tipe produk dibarengi dengan kualitas kain yang "memiliki serat tinggi" memberikan dukungan baju itu mempunyai "value". Disini baju jadi "komoditi". Orang yang memakai baju dengan label-label spesifik, jelas tawarkan bukan hanya bajunya tetapi dia beli simbol-simbol sosial yang bisa mengusung serta membuat personality, prestise, style, pola hidup, serta langkah difrensiasi posisi sosial yang berlainan.

Salah satunya tipe baju yang banyak jadi mengonsumsi golongan wanita Bali ialah tipe "pakaian kebaya". Model kebaya bisa digolongkan untuk satu produk yang mempunyai ciri tertentu serta sekarang ini sudah disadari dengan cara nasional. Kebaya untuk tipe baju pasti sudah diketahui mempunyai citra historis kultural. 

Dalam kesempatan kali ini tidak banyak mengulas "arkeologis kebaya" namun lebih dari lihat perubahan kebaya untuk produk pola hidup. 

Pada wanita Bali kebaya untuk satu fashions tidak asing lagi. Komoditi kebaya sudah bertumbuh tidak kalah saing dengan tipe baju yang lain. Buat wanita Bali memakai atau kenakan kebaya dalam satu upacara atau acara pesta sudah jadi keperluan yang dengan cara tersamar adalah satu tempat kontestasi pertempuran simbol-simbol serta makna-makna sosial. 

Pemula Wajib Pelajari Cara Taruhan Bola Online

Lihat kenyataan sosial itu, bisa dilihat, seorang wanita Bali mempunyai kebaya adalah satu kewajiban. Rutinitas yang dengan cara tradisionil pada tradisi serta budaya Bali atau keagamaan tidak dapat disangkal ini memaksakan mereka harus mempunyai baju semacam kebaya. 

Pasar sudah mengetahui keperluan wanita Bali. Lihat kenyataan itu karena itu pasar sudah membuat trends atau style agar bisa dikonsumsi oleh mereka golongan wanita Bali. 

Awalannya kebaya untuk serimonial keagamaan serta tradisi semata-mata tetapi akhir-akhir ini terlihat sudah alami perubahan yang bukan hanya demikian itu tetapi lebih dari pada itu sudah jadi fashions yang dapat memberi, membuat personalitas pada penggunanya. 

Pencitraan kebaya sudah dapat mengusung style, kenakan pakaian kebaya mempunyai "value". Pasar dengan memakai media virtual di era ini sudah sangat mungkin seorang menghasilkan tipe kebaya dengan ukuran serta model atau design yang paling baru. 

Komodifiasi yang dilaksanakan oleh agen-agen budaya membuahkan produk yang beragam serta "berkualitas tinggi". Desainer-desainer kebaya juga sudah banyak muncul tawarkan layanan atau jual beberapa produk kebayanya. Label-label kebaya juga berkompetisi serta bersaing merebutkan market share. 

Bukan hanya model atau design yang bertumbuh jadi penentu namun kulitas kain jadi ukuran serta apa itu barang import atau produk lokal, tentu saja mempunyai standard "nilai sosial" yang lain. Itu bermakna pencitrakan komoditas itu berprestise atau mungkin tidak.

Tipe kebaya dengan kain prokat prancis, bordiran misalnnya akan tidak sama dengan kain brokat tipe lokal, di samping harga yang jauh tidak sama tetapi "value" atau dengan cara nilai ganti mata uang dengan cara simbolis akan tidak sama. 

Buat seorang yang ketahui mengenai kebaya pasti itu sudah dengan cepat bisa menerjemahkan posisi seorang serta kelas sosial dengan cuma mengenali tipe kebaya yang dipakainya. 

Apa ia memakai brokat prancis dengan kain bermerek import, harga yang bersaing atau buat mereka yang cuma memakai prokat tiruan atau produk domestik; atau mungkin dengan kata lain apa seorang wanita Bali kenakan kebaya dengan style, design, serta trens-nya yang terbaru; semuanya dapat mengusung citra serta jati dirinya.

Pencitraan pada kebaya semakin diligitimasi oleh kontestasi-kontestasi dalam panggung-panggung atau ajang serimonial. Fashion show di dunia glamor terlihat memengaruhi citra kebaya. Promo serta penebaran produk paling baru sudah di dari mulai ajang itu. Kontes tempat penyeleksian Putri Bali, Putri pariwisata serta semacamnya adalah salah satunya contoh riil bagaimana baju kebaya belum pernah tertinggal menghiasi panggung berprestise itu. 

Kebaya bisa mencitrakan satu jati diri kultur seperti "Putri Bali" atau yang semakin ekstrim bisa untuk atau mungkin dengan memakai kebaya mencitrakan jati diri kultur "Putri Ajeg Bali". 

Seorang pemodal atau produsen serta desainer mempunyai kebutuhan pada semuanya. "Berkonspirasi" bermodalkan menghasilkan serta tawarkan produk paling baru setelah itu pasarlah yang bermain serta jadi wasit. 

Beberapa langkah dipakai mengenalkan komoditas itu. Iklan produk kebaya sudah banyak muncul pada media bikin atau elektronik. Citra yang dipakai juga bervariatif serta tidak main-main memakai komponen tradisi serta agama terutamanya di Bali.

Industri "Fast Fashion" Membuat Kita Keren dan Modis, Namun Menjadikan Lingkungan Merana

- Tidak ada komentar



Hampir kesemua orang yang hidup dari muka bumi ini ingin nampak bagus, rapi, serta jika dapat tetap nampak trendy serta modis. Supaya nampak demikian fesyen adalah fasilitasnya, baju sekarang tidak cuma berperan untuk tutupi aurat semata-mata, baju itu dapat memberikan posisi warga.

Kita tentunya mengenali "kesan-kesan pertama' salah satunya yang disaksikan waktu kita berjumpa seorang kecuali bentuk fisiknya, tentu saja baju yang dikenainya. Itu bukti, undebatable.

Semua baju yang kita gunakan setiap hari itu adalah dari hasil satu proses kreatif yang panjang. Dari mulai membuat, menghasilkannya, memasarkannya sampai akhirnya sampai ke tangan kita.

Proses ini sebuah industri dengan rotasi uang yang mengagumkan besar. Industri fesyen semenjak zaman baheula merupakan satu industri yang benar-benar menjanjikan sebab siapa saja manusia yang hidup di dunia ini memerlukannya.

Tetapi menggunakan baju yang wajar, bagus, trendy, serta modis sama seperti yang kita gunakan sekarang ini, kemungkinan harapan semata bila kita hidup di zaman sebelum industri fast fashion di kenalkan di dunia.

Serta perancangan-rancangan desainer kelas dunia,yang harga selangit sekarang dapat kita peroleh pada harga yang benar-benar dapat dijangkau. Industri fast fashion ini lah yang sangat mungkin hal itu bisa berlangsung.

Beberapa gerai ritel fesyen kelas dunia, melakukan modifikasi hasil perancangan desainer kelas dunia itu supaya tambah murah serta selekasnya bisa dipakai oleh customer di penjuru dunia termasuk juga Indonesia.

Gerai-gerai fesyen teratas dunia sekarang sudah berada di Indonesia seperti Zara, H&M, Uniqlo, Topshop serta banyak yang lain. Untuk kelas semakin bawah lagi ada gerai yang penetratif dapat sampai ke beberapa kota kecil di Indonesia, diantaranya Matahari Departemen Store, Ramayana, Ria Baju serta beberapa departemen store lain yang semacam.

Gerai-gerai itu jual beberapa produk fesyen dari hasil "Fast Fashion Industri".

Fast Fashion sebuah ide industri fesyen dengan proses produksi bertambah cepat, memakai bahan baku yang tambah murah dan dengan jumlah yang masif untuk penuhi keinginan pasar. 

Kehadiran fast Fashion ini kelihatannya memberikan dukungan pola hidup konsumtif sebab harga jualnya relatif murah dibanding dengan baju yang dibuat oleh beberapa desainer, serta bila kita menjahit sendiri ke tukang jahit berlangganan kita harga jual Fast fashion ini semakin lebih murah. 

Dengan situasi itu tentunya siapa saja ingin, tampil bagus serta modis pada harga yang murah, siapa yang menampiknya?

Konsentrasi dari fast fashion ini ialah bagaimana membuahkan barang pada harga serendah kemungkinan tetapi dapat memberi respon keinginan pasar yang bergerak cepat sekali. Logikanya customer mengharap selekasnya menggunakan model termutakhir pada harga yang murah.

Nilai industri fast fashion dengan cara global tahun 2018 saja telah capai US$ 35 miliar atau sama dengan Rp. 497 triliun. Usaha ini mempunyai mode usaha inovatif karena manajemen suplai chain yang membuat jaringan produksi serta distribusinya efisien serta efesien.

Tetapi tidak cuma narasi indah bila kita bicara mengenai industri fast fashion ini, efek sosial khususnya dalam permasalahan perburuhan serta efek lingkungan dari industri ini, berdasar sebagian golongan benar-benar destruktif.

Semenjak tahun 2000 sampai sekarang ini berdasar sebagian riset yang dilaksanakan oleh beberapa lembaga, data produksi baju dengan cara global terus memberikan peningkatan dengan cara relevan, serta sampai 2 kali lipat.

Rerata customer beli baju semakin banyak 60 % setiap tahun dibanding dengan beberapa tahun awal akhir era 20. Nah, parahnya baju-pakaian itu sebab memiliki bahan baku murah jadi cepat rusak jikapun masih dapat disimpan di almari itu tidak akan kelamaan. 

Lain dengan sikap customer 15 tahun kemarin. Di beberapa negara maju kelihatannya jadi hal wajar bila lihat tumpukan baju-baju sisa dalam tempat pembuangan sampah.

Apa baju-baju yang telah tidak terpakai ini dapat di daur lagi supaya kurangi sampah? bisa untuk beberapa bahan, tetapi itu tidak murah. Bahan baku baju manusia sekarang ini supremasi oleh material sintetis seperti polyester bukan benang alami. 

Hingga semakin lebih murah menghasilkan pakaian baru dibanding mendaur lagi benangnya dari pakaian sisa.

Ellen Mc Arthur seorang periset yang konsentrasi pelajari pencemaran ndustri fesyen, memprediksi sampah usaha baju global sejumlah US$ 500 miliar dolar per tahun.

Seperti dikutip oleh Boston Consulting Grup (BCG) industri penutup aurat ini, di tahun 2015 saja habiskan 72 miliar kubik air, melepas 1.715 juta ton Co2 serta menghasilkan 92 juta ton sampah.